Popular Posts

3.07.2013

Harus Apa? Ketika Kita Merasa Kekurangan



Ketika buntu, dan memikirkan kesuksesan orang lain ternyata begitu menyiksa, tanpa bisa berbuat apa-apa. Tidak akan membuat kita menjadi bisa, kalau hanya befikir dan tidak bergerak. Kenapa mesti jadi madeg dan merasa tidak mampu? Allah itu sudah sangat adil. Dia menempatkan kita di tempat yang sudah paling tepat. Sesempurna sempurnanya tempat.

Kenapa aku tidak sama seperti dia, kenapa aku tak bisa melakukan hal hebat seperti yang dia lakukan? Seringkali pertanyaan ini muncul di benak kita. Ketika pikiran itu mengganggu, mungkin akan lebih baik mensyukuri nikmat yang telah ada. Jangan menunggu sempurna untuk menciptakan sebuah karya, lakukan saja yang kita bisa dan menyempurnakannya sambil berjalan.

Aku kira tidak cukup hanya dengan punya keinginan, melihat kesuksesan orang lain. Iya, "dia bisa kenapa kita tidak?" Hanya dengan berusaha sekuat bisa, menyempurnakan ikhtiar, lakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan, dengan tidak memaksakan diri, menyamai atau berusaha untuk menjadi orang lain.

Ketika timbul rasa minder, kita akan merasa hari-hari terbelenggu oleh kekurangan, lalu cederung punya keinginan menghindar dari orang-orang, sedih, murung, sampai timbul persaan kalau kita tidak berguna. Hanya dengan melipat gandakan keyakinan akan nikmat yang telah Allah berikan, fokus pada kenikmatan, dan terus mencari nikmat yang Allah berikan, berupaya untuk bisa menjadi lebih baik, namun bukan untuk tujuan bersaing, selalu berniat baik untuk bisa bermanfaat bagi orang lain.
Dan ketika kita menemui persaingan, nikmatilah... Sikapilah semua itu dengan sikap mental positif disertai semangat untuk berjuang sekuat-kuatnya. Dengan berikhtiar secara maksimal menggerakkan segenap potensi, agar tidak ketinggalan oleh pihak-pihak lain yang memiliki hasrat dan keinginan yang lebih tinggi, potensi lebih mantap, kekuatan fisik, mental yang lebih prima, mempunyai taktik, strategi yang lebih jitu. Dan berbagai faktor kelebihan lainnya di bandingkan dengan apa yang ada pada diri kita.

Jangan iri dengan orang yang yang lebih sukses, namun lihatlah dia dengan pemikiran yang positif yaitu dengan mempelajari keunggulan mereka tanpa harus di sertai dengan kebencian, kedengkian, dan rasa dendam. Anggap mereka sebagai bagian dari karunia Allah berupa pemicu dan pemicu, agar kita menjadi lebih bergairah memompa kemampuan terbaik kita. Allah Maha Penolong, itu yang tidak boleh kita lupa. Tidak ada satupun yang bisa menghalangi pertolongan-Nya, kalau kita mampu memompa kemampuan hingga optimal yang telah Allah titipkan kepada kita. Dan lagi, jangan pernah berpikir busuk, berhati kotor. Manfaatkan persaingan itu untuk membuat kita bisa berbuat lebih cepat, lebih hebat, lebih maksimal.

Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Adil. Allah akan melihat bagaimana kegigihan kita berupaya. Perlu kita tahu juga, ilmu itu tidak hanya hal-hal yang menyenangkan saja, tapi pengalaman yang tidak menyenangkan pun ilmu, seperti penghinaan, cemoohan, bahkan perilaku yang lebih tidak nyaman dari pada itu.


No comments:

Post a Comment