Kisah pertama: Ingin memalsukan Al-Quran, tetapi
malah masuk Islam
Allah Subhanahu wa ta'ala berjanji didalam al-Quran, bahwa Dia akan menjaga
al-Quran. firman-Nya:
إنّانحن نزّلنا الذّكر وإنّا له لحفظون
"Sesungguhnya
Kamilah yang menurunkan al-Quran dan sesungguhnya Kami benar - benar
memeliharanya." [al-Quran surat Al-Hijr ayat 9]
Imam al-Qurthubi rahimahullah menyebutkan kisah menarik yang berhubungan dengan
pemeliharaan al-Quran didalam kitab Tafsir nya (10/5,6)
Berikut kisah nya :
Khalifah Al-Ma'mun (adalah) seorang kepala negara yang memiliki sebuah majelis
diskusi. Kemudian sejumlah orang yang berpakaian bagus, berwajah tampan, dan
bertubuh wangi masuk kedalam majelis tersebut, ia ikut berbicara. Pembicaraan
nya sangat bagus dan gaya bicaranya indah.
Ketika majelis tersebut selesai, Khalifah Al-Ma'mun memanggilnya dan bertanya
kepadanya : "Apakah kamu orang Israil?"
Ia menjawab : "Ya"
Al-Ma'mun kemudian berkata kepadanya : "Masuklah kedalam agama Islam, agar
aku bisa berbuat sesuatu kepadamu.!"
Ia lalu memanjanjikan sesuatu kepadanya. Tetapi orang itu menjawab :
"Agamaku adalah agama nenek moyangku." Ia kemudian pergi
Setelah setahun kemudian, ia datang lagi dalam keadaan telah memeluk agama
Islam. Ia mahir dan sangat pintar dalam masalah fikih, terlihat dari tema
pembicaraan nya.
Ketika majelis telah selesai, Ma'mun memanggilnya dan berkata : "Bukankah
kamu dulu pernah datang?"
Ia menjawab : "Ya, benar"
Khalifah Al-Ma'mun bertanya lagi : "Apa yang menyebabkan mu memeluk agama
Islam?" Ia pun bercerita :
Katanya : "Ketika aku pergi dari hadapan yang mulia, aku bermaksud menguji
kebenaran agama - agama ini. Padahal baginda saat itu memandangku orang baik.
Aku kemudian mencari Taurat dan menulis tiga naskah salinan nya. Aku
menambahkan dan mengurangi isinya. Aku kemudian menawarkan nya ke biara (rumah
ibadah yahudi) dan mereka membeli ketiga naskah tersebut dariku.
Setelah itu aku mengambil Injil dan menulis tiga naskah salinan nya. Aku
menambah dan mengurangi isinya. Lalu aku masuk kedalam gereja (rumah ibadah
nasrani) dan mereka pun membeli ketiga naskah itu dariku.
Aku kemudian mengambil al-Quran dan membuat tiga naskah salinan nya. Aku
menambah dan mengurangi isinya. Kemudian aku masukkan ke tempat penjual kertas,
mereka (penjual kertas yang muslim itu) membolak balik lembaran nya. Ketika
mereka mendapatkan ada tambahan dan kekurangan padanya, mereka membuangnya dan
tidak mau membelinya. Dari situ aku tahu bahwa al-Qur'an ini terjaga. Dan
itulah yang menyebabkan aku masuk Islam."
[At-Tafsir An-Nabawi li Al-Quran, Salman Fahd Audah. Terjemahan nya
Bagaimana Nabi dan Sahabat Menafsirkan al-Quran hal 19-20. cet Pustaka Azzam]
Demikianlah, salah satu kisah bagaimana Allah Subhanahu wa ta'ala menjaga al-Quran
melalui para penghafal al-Quran.
Kisah Kedua: Wafat Karena al-Quran
Muhammad bin Basyar Al-Makki rahimahullah bercerita :
"Pada suatu hari kami pernah bersama Ali bin Al-Fudhail, kami melewati
sebuah halaqah al-Quran yang gurunya sedang membaca firman Allah Subhanahu wa
Ta'ala :
ليجزى الّذين أسئوا بما عملوا
ويجزى الّذين أحسنوا بالحسنى
"(Dengan
demikian) Dia akan memberi balasan kepada orang - orang yang berbuat jahat
sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan dan Dia akan memberi balasan kepada
orang - orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga)."
[al-Quran surat An-Najm ayat 31]
Maka Ali bin Al-Fudhail pada saat itu tersentak lalu pingsan. Kemudian
datanglah Al-Fudhail -ayahnya- dan berkata : "Sungguh dia adalah orang
yang meninggal karena al-Quran." Kemudian dia (al-Fudhail) membawanya.
Beberapa orang yang membawanya bercerita kepada ku (Muhammad bin Basyar)
bahwasanya Al-Fudhail berkata tentang anaknya yakni Ali, bahwa pada hari itu
tidak dapat melaksanakan shalat zhuhur, ashar, maghrib, dan shalat isya',
karena ia belum sadar dari pingsan nya, dan ketika malam hari barulah beliau
sadar lalu beliau mengerjakan shalat - shalat yang tertinggal oleh nya.
Al-Khatib berkata : "Beliau (Ali) meninggal sebelum ayahnya (Al-Fudhail)
yaitu beberapa saat setelah mendengar ayat yang dibaca, maka dia pun pingsan
lalu meninggal seketika itu juga. Ibrahim Basysyar berkata : "Ayat yang
menyebabkan Ali bin Al-Fudhail meninggal dunia adalah ayat dalam surat
al-An'aam :
ولو ترى إذ وقفوا على النّار .
فقالو يليتنا نردّ
"Dan seandainya engkau (Muhammad) melihat ketika
mereka dihadapkan ke neraka, mereka berkata : "Seandainya kami
dikembalikan (ke dunia...)" [al-Quran surat al-An'aam ayat 27]
Aku termasuk orang yang menshalatkan nya. Semoga Allah merahmatinya."
[100 Qishshah min Qashash Ash-Shalihin. Lihat, Agar Anak Mudah Menghafal
al-Quran, hal 154 - 155. karya Hamdan Hamud Al-Hajiri. cet Darus Sunnah]
ٍSubhanallah... Alangkah Dahsyat al-Quran.
Bagaimana dengan kita..! Sudah kita memahami al-Quran dengan baik..?
Semoga Allah memudahkan kita didalam memahami ayat-ayatNya dan mengambil
pelajaran dari kitab-Nya.
Kisah Ketiga: Ibu Berusia 65 tahun, Buta huruf Mampu
Menghapal al-Quran selama 16 tahun.
Seorang ibu bernama Ummu Muhammad (Wadhha Ath-Tahyyar) berusia 65 tahun.
Ia bercerita : "Proses penyimakan yang terus menerus dan alat perekam
merupakan dua karunia Allah yang mempunyai andil besar dalam mewujudkan
keinginan ku untuk menghafal al-Quran al-Karim.
Perjalanan hidup ku bersama hafalan al-Quran telah berjalan 16 tahun lamanya,
tetapi sungguh aku sangat merasa kebahagiaan yang hakiki khususnya ketika aku
baru mulai menghafal al-Quran.
Diantara unsur penting yang dapat membantu dalam menghafal adalah adanya
niat yang jujur, ikhlas karena Allah semata, dan bersabar terhadap segala
kesulitan. Sesungguhnya aku adalah seorang buta huruf yang tidak bisa
membaca dan menulis sehingga aku banyak mendapatkan kesulitan yang luar biasa
diawalnya. Namun segala puji hanya milik Allah, aku menggunakan alat perekam
dan meminta pertolongan seorang guru wanita untuk datang kerumahku membaca
al-Quran kepada ku dan menyimak hafalanku setiap harinya. Tidak lupa pula bahwa
motivasi anak-anak ku yang tiada hentinya merupakan dorongan bagi ku untuk
meneruskan kegiatanku dalam menghafal.
Karena buta huruf, maka ketergantungan ku pada indra pendengaran merupakan hal
yang paling utama bagi ku. Ini merupakan salah satu karunia Allah sebagai ganti
dari sifat buta hurufku sehingga bisa mewujudkan impianku mengkhatamkan
al-Quran selama 16 tahun di lingkungan ahli al-Quran. Aku memohon kepada Allah
agar menjadikan ku termasuk hamba - hamba-Nya ahli Quran, karena al-Quran
adalah cahaya bagi manusia sewaktu didalam kuburnya.
Akhir kata aku mengajak saudari - saudari ku untuk menghafal al-Quran karena
sesungguhnya hal tersebut mudah dan ringan sekali bagi siapa saja yang
dimudahkan oleh Allah Ta'ala."
[Majalah Al-Usrah hal 15. Lihat, Agar Anak Mudah Menghafal al-Quran hal
132-133. Hamdan Hamud al-Hajiri. cet Darus Sunnah]
Subhanallah, bagaimana dengan kita yang masih muda, apalagi -alhamdulillah-
sebagian kita tidak buta huruf? Kemana waktu kita pergi dan habiskan?
Mulailah...bacalah, hafallah, dan ulangilah
Kisah Keempat: Singa pun Mendengarkan al-Quran dengan Khusyu'
Ahmad bin Thulun adalah salah seorang pemimpin Mesir Zaman dahulu dan juga
merupakan seorang Ulama yang memiliki kedudukan yang mulia. Nama lengkapnya
adalah Abu Al-Hasan bin Ahmad bin Banan. Beliau rahimahullah pernah mendekam di
penjara.
Penyabab dia dijebloskan ke penjara adalah karena dia dahulu pernah menemui
salah seorang pejabat, lalu beliau mendakwahinya. Pejabat tersebut pun marah
kepada beliau seperti orang yang pura - pura tidak mengetahui sabda Rasulullah
Shallallahu'alaihi wa sallam : "Ada dua orang yang apabila dua orang ini
baik, maka menjadi baiklah umat dan apabila buruk, maka akan menjadi buruklah
umat tersebut yakni para ulama dan umara."
Pejabat itu marah dan hilanglah kesabaran nya lalu dia memerintahkan kepada
para tentaranya : "Seretlah orang ini dan sodorkanlah dia kepada singa
yang lapar. Kemudian kuncilah dia bersama singa tersebut dan biarkanlah dia
hingga tubuhnya habis dimakan singa."
Ulama tersebut yakni Ahmad Thulun dimasukkan ke dalam penjara dengan Singa yang
sedang kelaparan. Keesokan harinya, para penjaga penjara menemukan ulama
tersebut sedang duduk dengan tenang dan nyaman sambil berdzikir mengingat Allah
Ta'ala dan membaca ayat - ayat Al-Quran yang penuh berkah.
Mereka mendapati singa yang kemarin kelaparan tersebut sedang menundukkan
kepalanya dengan tenang dan penuh kekhusyukan, menyimak ayat - ayat al-Quran
(yang dibacakan).
Bagaimana bisa demikian? Ketahuilah karena sesungguhnya al-Quran itu adalah
firman Allah Subhanahu wa ta'ala : Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
"Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang
serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit
orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati
mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia
menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah,
niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun." [al-Quran surat az-Zumar
ayat 23]
Kemudian bagaimana tidak? Yang telah menurunkan al-Quran itu adalah Allah
Ta'ala yang telah berfirman : "Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini
kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah
disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat
untuk manusia supaya mereka berfikir." [al-Quran surat al-Hasyr ayat 21]
['Ajaib al-Qishash hal 82. Lihat, Agar Anak Mudah Menghafal al-Quran hal
156-158. Hamdan Hamud Al-Hajiri]
Subhanallah... Jika Singa yang buas yang sedang kelaparan saja khusyu' mendengarkan
al-Quran, lalu bagaimana dengan kita? Kita bisa membaca al-Quran,
alhamdulillah. Tapi sudah kah kita khusyu' dan mengambil pelajaran dari
al-Quran?
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman : Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan
Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? [al-Qamar
ayat 17, 22, 32, 40]
Kisah Kelima: Menghafal al-Quran ketika menunggu Sidang
Syaikh DR.Yahya bin Abdurrazzaq al-Ghautsani bercerita :
"Kisah unik lain yang saya dengar juga adalah para tahanan di salah satu
penjara tidak ada yang memiliki mushaf al-Quran. Oleh karena itu, masing masing
dari mereka (para narapidana) mendiktekan hafalan al-Quran yang dia miliki
kepada narapidana lain nya, sehingga semua narapidana dapat menghafal seluruh
al-Quran (tanpa mushaf). Kecuali halaman terakhir dari surat Al-Anfaal. Sebab
tidak ada seorang pun dari mereka yang menghafalnya. Hal ini sangat merisaukan
mereka. Hingga akhirnya, ketika tiba giliran persidangan salah seorang dari
mereka, dan ia keluar menuju lorong pengadilan untuk menunggu giliran, maka hal
yang pertama yang ia (salah seorang narapidana) lakukan adalah mencari orang
yang menghafal penghujung surat al-Anfaal.
Secara kebetulan ia mendapatkan nya diantara orang - orang yang hadir disitu.
Lalu orang itupun mendiktekan hafalan nya kepada nya (yakni nara pidana tadi)
dengan cara berbisik. Kemudian ia pun kembali kepada teman - teman nya dengan
membawa hadiah yang paling berharga.
Sekembalinya ke penjara, mereka (nara pidana) lain nya langsung berkerumun
disekelilingnya, lalu ia mendiktekan (halaman terakhir dari surat al-Anfaal)
kepada yang lain nya. Ternyata mereka langsung dapat menghafalnya sejak pertama
kali mendengarnya, seperti layaknya surat al-Fatihah."
[Cara Mudah dan Cepat Menghafal al-Quran hal 202-203, DR.Yahya bin Abdurrazzaq
al-Ghautsani. cet Pustaka Imam Syafi'i. judul asli nya Kaifa Tahfazhul Quran
al-Karim]
Subhanallah, begitu semangatnya para narapidana ini dalam menghafal al-Quran.
Bagaimana dengan kita?
Kisah Keenam: Seorang Penyanyi Menjadi Seorang Qari'
al-Quran
Dari Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu'anhu :
"Bahwa pada suatu hari, beliau melewati suatu tempat pada arah Kufah, tiba
- tiba beliau mendapati sekumpulan orang - orang fasik yang sedang meminum
khamr. Diantara mereka, ada seorang penyanyi yang bernama Radzan yang bernyanyi
sambil memainkan alat musik, dan memiliki suara yang indah. Kemudian ketika
Abdullah bin Mas'ud mendengar suaranya ia berkata : "Aduhai alangkah
indahnya suara ini seandainya digunakan untuk membaca al-Quran." Kemudian
Abdullah bin Mas'ud menutupi kepalanya dengan kain nya dan berlalu.
Ketika Radzan mendengar ucapan Ibnu Mas'ud (secara sayup-sayup), ia pun
bertanya kepada teman - teman nya : "Siapakah orang ini?" Maka teman
- teman nya menjawab : "Dia adalah Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu'anhu,
dia adalah sahabat Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam."
Kemudian ia (Radzan) bertanya lagi : "Apa yang ia katakan tadi?"
Lantas mereka menjawab : "Sesungguhnya ia tadi berkata : "Aduhai
alangkah indahnya suara ini seandainya digunakan untuk membaca al-Quran."
Kemudian tersentuhlah hati Radzan dengan ucapan tersebut, lalu ia pun melempar
Al-'Ud (semacam alat musik jenis kecapi) ketanah dan menghancurkan nya.
Kemudian ia bergegas mencari Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu'anhu hingga ia
menemuinya, lalu ia meletakkan sapu tangan dilehernya. Lantas ia menangis
dihadapan Abduillah bin Mas'ud, maka Abdullah bin Mas'ud memeluknya dan
menangislah mereka berdua.
Kemudian Abdullah berkata : "Bagaimana aku tidak mencintai orang yang
Allah Ta'ala telah mencintainya (karena bertaubat)." Ia pun bertaubat dari
dosanya dan senantiasa mengikuti pelajaran Abdullah bin Mas'ud. Sehingga ia pun
mendapatkan banyak manfaat dari al-Quran serta ilmu darinya, yang pada akhirnya
hal tersebut menjadikan nya seorang Imam dalam bidang ilmu."
[Qaidul Awabid hal 20. Agar Anak Mudah Menghafal
al-Quran, hal 168-169. Hamdan Hamud Al-Hajiri. cet Darus Sunnah]
Subhanallah...
Sangat jarang sekali yang ada seperti ini pada zaman ini. Bahkan yang banyak
terjadi adalah orang yang dianggap ustadz, menjadi seorang Penyanyi. La Haula
wa La Quwata Ilaa Billah -semoga Allah memberi hidayah kepada mereka-.
Kisah Ketujuh: "Aku membenci al-Quran, dan
Al-Quran pun meninggalkan diri ku."
Syaikh Muhammad Ya'qub berkata :
"Aku pernah duduk bersama seseorang yang termasuk dari kalangan
konglomerat yang ternama. Kemudian ia bercerita kepada ku : "Wahai Syaikh,
apakah engkau mengetahui bahwa dahulu aku pernah menghafal al-Quran Al-Karim
seluruhnya. Hal itu karena dahulu orangtuaku selalu memaksaku untuk
menghafalnya hingga akhirnya aku pun dapat menghafalkan nya. Namun, aku
sebenarnya tidak mencintai al-Quran sedikitpun. La Haula wa La Quwata Ila
Billah, justru yang aku rasakan al-Quran adalah kesedihan bagi hatiku.
Aku seringkali berangan - angan agar aku bisa mengendarai mobil, kemudian aku
dapat tinggal di villa dan memiliki sebuah pabrik. Aku tidak menginginkan
al-Quran, aku ingin menjadi kaya, aku ingin menjadi raja dan aku ingin.... aku
ingin... aku ingin..."
Kemudian laki - laki itu melanjutkan ceritanya : "Pada suatu malam, aku
bermimpi dan ku lihat dalam mimpiku sebuah hal yang aneh. Aku memegang mushaf
dan mendekapnya ke dadaku dengan erat dan penuh rasa cinta, kemudian datanglah
seorang laki laki dan beliau mengambil al-Quran dariku dengan kasar dan kuat.
Pada pagi harinya, aku tidak dapat mengingat al-Quran walaupun satu huruf
sekalipun. Kemudian aku meneruskan pendidikan ku ke jenjang perguruan tinggi
jurusan bisnis. Setelah itu semua, Allah membukakan bagiku dunia berupa harta
dan benda yang berlimpah.
Demi Allah, Demi Allah, aku tidak perlu berdusta. Sungguh telah berlalu 10
tahun lamanya, sementara aku kini berusia 68 tahun, aku tidak dapat merasakan
nikmatnya tidur, kecuali setelah badanku terasa lelah karena menangis dan
meratap, menyesali diriku dengan apa yang telah aku lakukan terhadap al-Quran.
Sekarang wahai Syaikh, aku tidak mampu menghafal al-Quran walaupun hanya satu
ayat saja dan yang lebih parahnya lagi aku tidak mampu membaca walaupun hanya
satu ayat. La Haula wa La Quwata Ilaa Billah."
[Agar Anak Mudah Menghafal al-Quran hal 166-167,
Hamdan Hamud Al-Hajiri. cet Darus Sunnah]
Siapa yang membenci al-Quran, maka Allah Subhanahu wa ta'ala tidak membutuhkan
nya?
“Ambilah ibarat (pelajaran dari kejadian itu) hai
orang-orang yang mempunyai pandangan”. (Al-Hasyr : 2)
Kisah Kedelapan: "Ku Robek Al-Quran, Al-Quran pun
Merobek Hidup ku."
Imam Al-Mawardi rahimahullah menceritakan didalam kitab nya Adab Ad-Din wa
Ad-Dunya bahwasanya Al-Walid bin Yazid bin Abdul Malik pada suatu hari bermain
- main dengan mushaf al-Quran sebelum ia keluar dari rumahnya, maka dia membuka
mushaf, terbukalah firman Allah Subahanhu wa ta'ala :
واستفتحوا وخاب كلّ جبّار عنيد
"Dan mereka memohon diberi kemenangan dan
binasalah semua orang yang berlaku sewenang - wenang lagi keras kepala."
[al-Quran surat Ibrahim ayat 15]
Kemudian ia merobek - robek mushaf al-Quran tersebut dan berkata : "Apakah
engkau mengancam setiap orang yang keras kepala lagi pembangkang?
Inilah aku orang yang keras kepala lagi pembangkang. Apabila engkau mendatangi
Rabbmu pada hari kiamat nanti, Katakanlah : "Wahai Rabbku, sesungguhnya
Walid telah merobek - robek ku."
Beberapa hari kemudian, Allah memberikan nya kematian dengan seburuk - buruk
kematian. Kepalanya disalib di istana nya sendiri diatas pagar tertinggi di
negerinya."
[Adab Ad-Din wa Ad-Dunya hal 307, Al-Marwadi. Lihat,
Agar Anak Mudah Menghafal al-Quran 172-173, Hamdan Hamud Al-Hajiri. cet Darus
Sunnah]
Kisah Kesembilan: Menangis karena Satu Ayat al-Quran
Pada suatu malam, Muhammad bin Al-Munkadir rahimahullah melaksanakan shalat
malam, kemudian beliau terus menerus menangis hingga membuat keluarganya merasa
khawatir terhadap nya.
Mereka pun bertanya kepadanya. "Apa yang menyebabkan mu menangis?"
Namun beliau terdiam dan terus menerus menangis. Kemudian keluarganya mengirim
utusan kepada Abu Hazim untuk memberi tahu keadaan nya. Oleh karena itu,
datanglah Abu Hazim dan mendapati beliau sedang menangis, lantas dia (Abu
Hazim) bertanya kepada nya (Muhammad bin Al-Munkadir) : "Wahai saudaraku,
apa yang menyebabkan mu menagis? Sungguh engkau telah membuat keluarga mu
khawatir?"
Maka dia (Muhamamd bin Al-Munkadir) menjawab : "Sesungguhnya aku telah
melewati sebuah ayat dari al-Qur'an."
Lalu Abu Hazim rahimahullah meneruskan pertanyaan nya "Ayat apakah
itu?" Muhammad bin Al-Munkadir menjawab : "Firman Allah Azza wa Jalla
:
ولو أنّ للّذين ظلموا مافي الأرض
جميعا ومثله معه , لافتدوابه من سوء العذاب يوم القيمة , وبدالم مّن الله مالم
يكونوا يحتسبون
"Dan sekiranya orang-orang yang zalim mempunyai
apa yang ada di bumi semuanya dan (ada pula) sebanyak itu besertanya, niscaya
mereka akan menebus dirinya dengan itu dari siksa yang buruk pada hari kiamat.
Dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah yang belum pernah mereka
perkirakan." [al-Quran surat az-Zumar ayat 47]
Maka Abu Hazim menangis juga dan tangisan mereka berdua semakin menjadi - jadi.
Sebagian keluarga Ibnu Al-Munkadir berkata kepada Abu Hazim : "Kami
membawa mu agar dapat menyelesaikan masalahnya, tetapi engkau justru malah
menambahnya (menanggis)." Kemudian dia menceritakan kepada mereka apa yang
sebenarnya menyebabkan mereka berdua menangis."
[100 Qishshah Min Qashsh Ash-Shalihin. Lihat, Agar
Anak Mudah Menghafal al-Quran hal 155-156, Hamdan Hamud AL-Hajiri. cet Darus
Sunnah]
Subhanallah...
Kapan air mata kita mengalir karena al-Quran? Karena makna didalamnya?
Kisah Kesepuluh: Pencinta Nyanyian dan Pencinta
al-Quran Ketika Wafat
Simak kisah berikut, dan ambillah pelajaran dari nya.
Salah seorang pekerja pemantau lalu lintas bercerita :
"Tiba - tiba kami mendengar suara tabrakan yang kuat, ternyata sebuah
mobil yang menabrak mobil yang lain nya. Ini merupakan sebuah kecelakaan yang
sulit untuk digambarkan, karena ada dua orang dalam keadaan sangat parah.
Kemudian kami mengeluarkan dan membaringkan mereka ditepi jalan. Lalu kami
berusaha mengeluarkan pemilik mobil yang satunya, tetapi kami menemukan nya
telah meninggal dunia.
Kemudian kami kembali kepada kedua orang tadi, dan ternyata kami menemukan
mereka dalam keadaan sekarat, maka dengan segera teman ku men-talqin-kan
kepadanya kalimat Syahadat. Tetapi lidah kedua orang tersebut justru malah
melantunkan nyanyian. Keadaan ini semakin membuat ku merinding, tetapi temanku
berlaku sebaliknya, ia terus men-talqin-kan kalimat syahadat kepada mereka
berdua karena ia mengetahui bagaimana seharusnya bersikap terhadap keadaan yang
demikian. Namun demikian, usaha teman ku itu sia-sia, mereka berdua terus
melantunkan nyanyian-nyanyian, dan semakin lama suara lantunan mereka semakin
melemah. Kemudian orang yang pertama diam lalu di ikuti dengan orang yang kedua
hingga akhirnya mereka pun menghembuskan nafas nya yang terakhir.
Lantas ia (taman ku) berkata : "Aku belum pernah menyaksikan kejadian yang
seperti ini dalam hidupku."
"Kemudian kami membawa mereka berdua dengan mobil. Teman ku berkata :
"Sesungguhnya manusia itu mengakhiri hidupnya dengan kebaikan atau
keburukan tergantung dengan keadaan lahir dan batin nya."
Maka aku pun takut dengan kematian, aku banyak mengambil pelajaran dari
kejadian tersebut dan melakukan shalat pada hari itu dengan khusyu'.
Berselang beberapa waktu, terjadi lagi sebuah kecelakaan yang sangat
mengherankan pula yang menimpa seseorang yang mengendarai mobil dengan
kecepatan yang biasa.
Pada waktu itu, mobilnya sedang dalam keadaan rusak karena terperosok pada
sebuah terowongan yang menuju kearah kota. Ia pun turun dari mobilnya untuk
memperbaiki kerusakan pada salah satu ban, kemudian secara tiba-tiba datang
sebuah mobil yang melaju dengan kencang, dan menabraknya dari belakang lalu ia
terjatuh dengan luka yang cukup parah. Kemudian kami membawanya dengan mobil
lalu menghubungi rumah sakit.
Ia adalah seorang pemuda yang masih berusia beliau. Seorang yang berpegang
teguh dengan agamanya yang dapat terlihat jelas dari penampilan nya dan ketika
kami membawanya kami mendengar bergumam, tetapi kami tidak bisa mengerti apa
yang sedang ia katakan. Namun ketika kami meletakkan nya didalam mobil dan
berjalan (menuju rumah sakit), maka barulah kami dapat mendengar nya dengan
jelas. Ternyata ia sedang melantunkan Al-Qur'an dengan suara lemah.
Subhanallah.
Dia terlihat melakukan hal tersebut ketika dalam keadaan kritis. Ia terus
melantunkan al-Quran dengan suara yang indah dan tiba-tiba ia terdiam. Kemudian
aku menoleh ke belakang dan ternyata dia sedang mengangkat jari telunjuknya
sambil bersyahadat kemudian kepalanya tertunduk. Aku pun meloncat ke belakang,
aku sentuh tangan nya, dadanya, nafasnya, tidak ada reaksi apa-apa, ternyata ia
telah meninggal dunia.
Aku pun menatapnya dan meneteskan air mataku. Lalu aku memberitahukan teman ku
bahwa ia telah meninggal dunia, maka teman ku pun menangis. Aku pun masih
menangis terisak dan suasana didalam mobil menjadi sangat mengharukan sekali,
hingga kami tiba dirumah sakit.
Kemudian kami memberitahukan kejadian nya kepada setiap orang yang kami temui.
Banyak diantara mereka yang terharu dan ikut meneteskan air mata. Diantara
mereka, ada yang setelah mendengar kisah pemuda tersebut, lalu pergi
menghampirinya lalu mencium kening pemuda tersebut. Semua nya bersikeras untuk
tetap duduk disana untuk menshalatkan nya. Salah seorang petugas menghubungi
rumah pemuda ini dan pada saat itu, orang yang menerima telepon adalah saudara
kandungnya.
Kemudian ia berkata tentang saudara nya itu : "Dia pergi setiap hari Senin
untuk mengunjungi neneknya yang tinggal sendirian didesa dan dia selalu mencari
para janda, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin (untuk bersedekah).
Orang-orang didesa tersebut sangat mengenalnya dan ia juga selalu membaca
buku-buku dan kaset-kaset, sedangkan mobilnya penuh dengan beras dan gula untuk
dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan hingga permen untuk anak-anak pun
tidak dia lupakan.
Dia selalu menjawab jika ditanya tentang jauhnya jarak perjalanan yang dia
tempuh "Sesungguhnya aku selalu mengambil manfaat dari jauhnya perjalanan
dengan menghafal al-Quran dan mengulangnya, dan juga dengan kaset-kaset yang
bermanfaat, sesungguhnya aku selalu memohon ganjaran pahala atas setiap langkah
yang aku ayunkan."
Salah seorang yang hadir disana berkata : "Dulu aku sering merasa bahwa
diriku selalu terombang ambing tanpa arah di dalam kehidupan ini. Aku selalu
dihempaskan oleh kebingungan dari segala arah karena waktu ku banyak yang
kosong dan pengetahuan ku yang sedikit dan aku pada waktu itu sangat jauh
sekali dari Allah.
Ketika kami menshalatkan pemuda tersebut, lalu kami menghadiri penguburan nya
dan setelah pemuda itu memulai menjalani hari pertamanya diakhirat, maka aku
seolah-olah mulai menjalani hari pertamaku didunia ini. Aku benar-benar telah
bertaubat kepada Allah Yang Maha Esa."
[Hikayat Min Suu' Al-Khatimah hal 37-38. Lihat, Agar Anak Mudah Menghafal
al-Quran hal 181-184. Hamdan Hamud Al-Hajiri. cet Darus Sunnah]
Alangkah indahnya akhir kehidupan para ahli Qur'an, para penghafal al-Quran.
Dan alangkah buruknya akhir kehidupan para ahli nyanyian.
Semoga Allah memasukkan kita kedalam golongan ahli al-Quran. AamiinKisah
pertama: Ingin memalsukan al-Quran, tetapi malah masuk
Islam
Allah Subhanahu wa ta'ala berjanji didalam al-Quran, bahwa Dia akan menjaga
al-Quran. firman-Nya:
إنّانحن نزّلنا الذّكر وإنّا له لحفظون
"Sesungguhnya
Kamilah yang menurunkan al-Quran dan sesungguhnya Kami benar - benar memeliharanya."
[al-Quran surat Al-Hijr ayat 9]
Imam al-Qurthubi rahimahullah menyebutkan kisah menarik yang berhubungan dengan
pemeliharaan al-Quran didalam kitab Tafsir nya (10/5,6)
Berikut kisah nya :
Khalifah Al-Ma'mun (adalah) seorang kepala negara yang memiliki sebuah majelis
diskusi. Kemudian sejumlah orang yang berpakaian bagus, berwajah tampan, dan
bertubuh wangi masuk kedalam majelis tersebut, ia ikut berbicara. Pembicaraan
nya sangat bagus dan gaya bicaranya indah.
Ketika majelis tersebut selesai, Khalifah Al-Ma'mun memanggilnya dan bertanya
kepadanya : "Apakah kamu orang Israil?"
Ia menjawab : "Ya"
Al-Ma'mun kemudian berkata kepadanya : "Masuklah kedalam agama Islam, agar
aku bisa berbuat sesuatu kepadamu.!"
Ia lalu memanjanjikan sesuatu kepadanya. Tetapi orang itu menjawab :
"Agamaku adalah agama nenek moyangku." Ia kemudian pergi
Setelah setahun kemudian, ia datang lagi dalam keadaan telah memeluk agama
Islam. Ia mahir dan sangat pintar dalam masalah fikih, terlihat dari tema
pembicaraan nya.
Ketika majelis telah selesai, Ma'mun memanggilnya dan berkata : "Bukankah
kamu dulu pernah datang?"
Ia menjawab : "Ya, benar"
Khalifah Al-Ma'mun bertanya lagi : "Apa yang menyebabkan mu memeluk agama
Islam?" Ia pun bercerita :
Katanya : "Ketika aku pergi dari hadapan yang mulia, aku bermaksud menguji
kebenaran agama - agama ini. Padahal baginda saat itu memandangku orang baik.
Aku kemudian mencari Taurat dan menulis tiga naskah salinan nya. Aku
menambahkan dan mengurangi isinya. Aku kemudian menawarkan nya ke biara (rumah
ibadah yahudi) dan mereka membeli ketiga naskah tersebut dariku.
Setelah itu aku mengambil Injil dan menulis tiga naskah salinan nya. Aku
menambah dan mengurangi isinya. Lalu aku masuk kedalam gereja (rumah ibadah
nasrani) dan mereka pun membeli ketiga naskah itu dariku.
Aku kemudian mengambil al-Quran dan membuat tiga naskah salinan nya. Aku
menambah dan mengurangi isinya. Kemudian aku masukkan ke tempat penjual kertas,
mereka (penjual kertas yang muslim itu) membolak balik lembaran nya. Ketika
mereka mendapatkan ada tambahan dan kekurangan padanya, mereka membuangnya dan
tidak mau membelinya. Dari situ aku tahu bahwa al-Qur'an ini terjaga. Dan
itulah yang menyebabkan aku masuk Islam."
[At-Tafsir An-Nabawi li Al-Quran, Salman Fahd Audah. Terjemahan nya
Bagaimana Nabi dan Sahabat Menafsirkan al-Quran hal 19-20. cet Pustaka Azzam]
Demikianlah, salah satu kisah bagaimana Allah Subhanahu wa ta'ala menjaga
al-Quran melalui para penghafal al-Quran.
Kisah Kedua: Wafat Karena al-Quran
Muhammad bin Basyar Al-Makki rahimahullah bercerita :
"Pada suatu hari kami pernah bersama Ali bin Al-Fudhail, kami melewati
sebuah halaqah al-Quran yang gurunya sedang membaca firman Allah Subhanahu wa
Ta'ala :
ليجزى الّذين أسئوا بما عملوا
ويجزى الّذين أحسنوا بالحسنى
"(Dengan
demikian) Dia akan memberi balasan kepada orang - orang yang berbuat jahat
sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan dan Dia akan memberi balasan
kepada orang - orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik
(surga)." [al-Quran surat An-Najm ayat 31]
Maka Ali bin Al-Fudhail pada saat itu tersentak lalu pingsan. Kemudian
datanglah Al-Fudhail -ayahnya- dan berkata : "Sungguh dia adalah orang
yang meninggal karena al-Quran." Kemudian dia (al-Fudhail) membawanya.
Beberapa orang yang membawanya bercerita kepada ku (Muhammad bin Basyar)
bahwasanya Al-Fudhail berkata tentang anaknya yakni Ali, bahwa pada hari itu
tidak dapat melaksanakan shalat zhuhur, ashar, maghrib, dan shalat isya',
karena ia belum sadar dari pingsan nya, dan ketika malam hari barulah beliau
sadar lalu beliau mengerjakan shalat - shalat yang tertinggal oleh nya.
Al-Khatib berkata : "Beliau (Ali) meninggal sebelum ayahnya (Al-Fudhail)
yaitu beberapa saat setelah mendengar ayat yang dibaca, maka dia pun pingsan
lalu meninggal seketika itu juga. Ibrahim Basysyar berkata : "Ayat yang
menyebabkan Ali bin Al-Fudhail meninggal dunia adalah ayat dalam surat
al-An'aam :
ولو ترى إذ وقفوا على النّار .
فقالو يليتنا نردّ
"Dan seandainya engkau (Muhammad) melihat ketika
mereka dihadapkan ke neraka, mereka berkata : "Seandainya kami
dikembalikan (ke dunia...)" [al-Quran surat al-An'aam ayat 27]
Aku termasuk orang yang menshalatkan nya. Semoga Allah merahmatinya."
[100 Qishshah min Qashash Ash-Shalihin. Lihat, Agar Anak Mudah Menghafal
al-Quran, hal 154 - 155. karya Hamdan Hamud Al-Hajiri. cet Darus Sunnah]
ٍSubhanallah... Alangkah Dahsyat al-Quran.
Bagaimana dengan kita..! Sudah kita memahami al-Quran dengan baik..?
Semoga Allah memudahkan kita didalam memahami ayat-ayatNya dan mengambil
pelajaran dari kitab-Nya.
Kisah Ketiga: Ibu Berusia 65 tahun, Buta huruf Mampu
Menghapal al-Quran selama 16 tahun.
Seorang ibu bernama Ummu Muhammad (Wadhha Ath-Tahyyar) berusia 65 tahun.
Ia bercerita : "Proses penyimakan yang terus menerus dan alat perekam
merupakan dua karunia Allah yang mempunyai andil besar dalam mewujudkan
keinginan ku untuk menghafal al-Quran al-Karim.
Perjalanan hidup ku bersama hafalan al-Quran telah berjalan 16 tahun lamanya,
tetapi sungguh aku sangat merasa kebahagiaan yang hakiki khususnya ketika aku
baru mulai menghafal al-Quran.
Diantara unsur penting yang dapat membantu dalam menghafal adalah adanya
niat yang jujur, ikhlas karena Allah semata, dan bersabar terhadap segala
kesulitan. Sesungguhnya aku adalah seorang buta huruf yang tidak bisa
membaca dan menulis sehingga aku banyak mendapatkan kesulitan yang luar biasa
diawalnya. Namun segala puji hanya milik Allah, aku menggunakan alat perekam
dan meminta pertolongan seorang guru wanita untuk datang kerumahku membaca
al-Quran kepada ku dan menyimak hafalanku setiap harinya. Tidak lupa pula bahwa
motivasi anak-anak ku yang tiada hentinya merupakan dorongan bagi ku untuk
meneruskan kegiatanku dalam menghafal.
Karena buta huruf, maka ketergantungan ku pada indra pendengaran merupakan hal
yang paling utama bagi ku. Ini merupakan salah satu karunia Allah sebagai ganti
dari sifat buta hurufku sehingga bisa mewujudkan impianku mengkhatamkan
al-Quran selama 16 tahun di lingkungan ahli al-Quran. Aku memohon kepada Allah
agar menjadikan ku termasuk hamba - hamba-Nya ahli Quran, karena al-Quran
adalah cahaya bagi manusia sewaktu didalam kuburnya.
Akhir kata aku mengajak saudari - saudari ku untuk menghafal al-Quran karena sesungguhnya
hal tersebut mudah dan ringan sekali bagi siapa saja yang dimudahkan oleh Allah
Ta'ala."
[Majalah Al-Usrah hal 15. Lihat, Agar Anak Mudah Menghafal al-Quran hal
132-133. Hamdan Hamud al-Hajiri. cet Darus Sunnah]
Subhanallah, bagaimana dengan kita yang masih muda, apalagi -alhamdulillah-
sebagian kita tidak buta huruf? Kemana waktu kita pergi dan habiskan?
Mulailah...bacalah, hafallah, dan ulangilah
Kisah Keempat: Singa pun Mendengarkan al-Quran dengan Khusyu'
Ahmad bin Thulun adalah salah seorang pemimpin Mesir Zaman dahulu dan juga
merupakan seorang Ulama yang memiliki kedudukan yang mulia. Nama lengkapnya
adalah Abu Al-Hasan bin Ahmad bin Banan. Beliau rahimahullah pernah mendekam di
penjara.
Penyabab dia dijebloskan ke penjara adalah karena dia dahulu pernah menemui
salah seorang pejabat, lalu beliau mendakwahinya. Pejabat tersebut pun marah
kepada beliau seperti orang yang pura - pura tidak mengetahui sabda Rasulullah
Shallallahu'alaihi wa sallam : "Ada dua orang yang apabila dua orang ini
baik, maka menjadi baiklah umat dan apabila buruk, maka akan menjadi buruklah
umat tersebut yakni para ulama dan umara."
Pejabat itu marah dan hilanglah kesabaran nya lalu dia memerintahkan kepada
para tentaranya : "Seretlah orang ini dan sodorkanlah dia kepada singa
yang lapar. Kemudian kuncilah dia bersama singa tersebut dan biarkanlah dia
hingga tubuhnya habis dimakan singa."
Ulama tersebut yakni Ahmad Thulun dimasukkan ke dalam penjara dengan Singa yang
sedang kelaparan. Keesokan harinya, para penjaga penjara menemukan ulama
tersebut sedang duduk dengan tenang dan nyaman sambil berdzikir mengingat Allah
Ta'ala dan membaca ayat - ayat Al-Quran yang penuh berkah.
Mereka mendapati singa yang kemarin kelaparan tersebut sedang menundukkan
kepalanya dengan tenang dan penuh kekhusyukan, menyimak ayat - ayat al-Quran
(yang dibacakan).
Bagaimana bisa demikian? Ketahuilah karena sesungguhnya al-Quran itu adalah
firman Allah Subhanahu wa ta'ala : Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
"Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang
serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit
orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati
mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia
menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah,
niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun." [al-Quran surat az-Zumar
ayat 23]
Kemudian bagaimana tidak? Yang telah menurunkan al-Quran itu adalah Allah Ta'ala
yang telah berfirman : "Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada
sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan
ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk
manusia supaya mereka berfikir." [al-Quran surat al-Hasyr ayat 21]
['Ajaib al-Qishash hal 82. Lihat, Agar Anak Mudah Menghafal al-Quran hal
156-158. Hamdan Hamud Al-Hajiri]
Subhanallah... Jika Singa yang buas yang sedang kelaparan saja khusyu'
mendengarkan al-Quran, lalu bagaimana dengan kita? Kita bisa membaca al-Quran,
alhamdulillah. Tapi sudah kah kita khusyu' dan mengambil pelajaran dari
al-Quran?
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman : Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan
Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? [al-Qamar
ayat 17, 22, 32, 40]
Kisah Kelima: Menghafal al-Quran ketika menunggu Sidang
Syaikh DR.Yahya bin Abdurrazzaq al-Ghautsani bercerita :
"Kisah unik lain yang saya dengar juga adalah para tahanan di salah satu
penjara tidak ada yang memiliki mushaf al-Quran. Oleh karena itu, masing masing
dari mereka (para narapidana) mendiktekan hafalan al-Quran yang dia miliki
kepada narapidana lain nya, sehingga semua narapidana dapat menghafal seluruh
al-Quran (tanpa mushaf). Kecuali halaman terakhir dari surat Al-Anfaal. Sebab
tidak ada seorang pun dari mereka yang menghafalnya. Hal ini sangat merisaukan
mereka. Hingga akhirnya, ketika tiba giliran persidangan salah seorang dari
mereka, dan ia keluar menuju lorong pengadilan untuk menunggu giliran, maka hal
yang pertama yang ia (salah seorang narapidana) lakukan adalah mencari orang
yang menghafal penghujung surat al-Anfaal.
Secara kebetulan ia mendapatkan nya diantara orang - orang yang hadir disitu.
Lalu orang itupun mendiktekan hafalan nya kepada nya (yakni nara pidana tadi)
dengan cara berbisik. Kemudian ia pun kembali kepada teman - teman nya dengan
membawa hadiah yang paling berharga.
Sekembalinya ke penjara, mereka (nara pidana) lain nya langsung berkerumun
disekelilingnya, lalu ia mendiktekan (halaman terakhir dari surat al-Anfaal)
kepada yang lain nya. Ternyata mereka langsung dapat menghafalnya sejak pertama
kali mendengarnya, seperti layaknya surat al-Fatihah."
[Cara Mudah dan Cepat Menghafal al-Quran hal 202-203, DR.Yahya bin Abdurrazzaq
al-Ghautsani. cet Pustaka Imam Syafi'i. judul asli nya Kaifa Tahfazhul Quran
al-Karim]
Subhanallah, begitu semangatnya para narapidana ini dalam menghafal al-Quran.
Bagaimana dengan kita?
Kisah Keenam: Seorang Penyanyi Menjadi Seorang Qari'
al-Quran
Dari Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu'anhu :
"Bahwa pada suatu hari, beliau melewati suatu tempat pada arah Kufah, tiba
- tiba beliau mendapati sekumpulan orang - orang fasik yang sedang meminum
khamr. Diantara mereka, ada seorang penyanyi yang bernama Radzan yang bernyanyi
sambil memainkan alat musik, dan memiliki suara yang indah. Kemudian ketika
Abdullah bin Mas'ud mendengar suaranya ia berkata : "Aduhai alangkah
indahnya suara ini seandainya digunakan untuk membaca al-Quran." Kemudian
Abdullah bin Mas'ud menutupi kepalanya dengan kain nya dan berlalu.
Ketika Radzan mendengar ucapan Ibnu Mas'ud (secara sayup-sayup), ia pun
bertanya kepada teman - teman nya : "Siapakah orang ini?" Maka teman
- teman nya menjawab : "Dia adalah Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu'anhu,
dia adalah sahabat Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam."
Kemudian ia (Radzan) bertanya lagi : "Apa yang ia katakan tadi?"
Lantas mereka menjawab : "Sesungguhnya ia tadi berkata : "Aduhai
alangkah indahnya suara ini seandainya digunakan untuk membaca al-Quran."
Kemudian tersentuhlah hati Radzan dengan ucapan tersebut, lalu ia pun melempar
Al-'Ud (semacam alat musik jenis kecapi) ketanah dan menghancurkan nya.
Kemudian ia bergegas mencari Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu'anhu hingga ia menemuinya,
lalu ia meletakkan sapu tangan dilehernya. Lantas ia menangis dihadapan
Abduillah bin Mas'ud, maka Abdullah bin Mas'ud memeluknya dan menangislah
mereka berdua.
Kemudian Abdullah berkata : "Bagaimana aku tidak mencintai orang yang
Allah Ta'ala telah mencintainya (karena bertaubat)." Ia pun bertaubat dari
dosanya dan senantiasa mengikuti pelajaran Abdullah bin Mas'ud. Sehingga ia pun
mendapatkan banyak manfaat dari al-Quran serta ilmu darinya, yang pada akhirnya
hal tersebut menjadikan nya seorang Imam dalam bidang ilmu."
[Qaidul Awabid hal 20. Agar Anak Mudah Menghafal
al-Quran, hal 168-169. Hamdan Hamud Al-Hajiri. cet Darus Sunnah]
Subhanallah...
Sangat jarang sekali yang ada seperti ini pada zaman ini. Bahkan yang banyak
terjadi adalah orang yang dianggap ustadz, menjadi seorang Penyanyi. La Haula
wa La Quwata Ilaa Billah -semoga Allah memberi hidayah kepada mereka-.
Kisah Ketujuh: "Aku membenci al-Quran, dan
Al-Quran pun meninggalkan diri ku."
Syaikh Muhammad Ya'qub berkata :
"Aku pernah duduk bersama seseorang yang termasuk dari kalangan
konglomerat yang ternama. Kemudian ia bercerita kepada ku : "Wahai Syaikh,
apakah engkau mengetahui bahwa dahulu aku pernah menghafal al-Quran Al-Karim
seluruhnya. Hal itu karena dahulu orangtuaku selalu memaksaku untuk
menghafalnya hingga akhirnya aku pun dapat menghafalkan nya. Namun, aku
sebenarnya tidak mencintai al-Quran sedikitpun. La Haula wa La Quwata Ila
Billah, justru yang aku rasakan al-Quran adalah kesedihan bagi hatiku.
Aku seringkali berangan - angan agar aku bisa mengendarai mobil, kemudian aku
dapat tinggal di villa dan memiliki sebuah pabrik. Aku tidak menginginkan
al-Quran, aku ingin menjadi kaya, aku ingin menjadi raja dan aku ingin.... aku
ingin... aku ingin..."
Kemudian laki - laki itu melanjutkan ceritanya : "Pada suatu malam, aku
bermimpi dan ku lihat dalam mimpiku sebuah hal yang aneh. Aku memegang mushaf
dan mendekapnya ke dadaku dengan erat dan penuh rasa cinta, kemudian datanglah
seorang laki laki dan beliau mengambil al-Quran dariku dengan kasar dan kuat.
Pada pagi harinya, aku tidak dapat mengingat al-Quran walaupun satu huruf
sekalipun. Kemudian aku meneruskan pendidikan ku ke jenjang perguruan tinggi
jurusan bisnis. Setelah itu semua, Allah membukakan bagiku dunia berupa harta
dan benda yang berlimpah.
Demi Allah, Demi Allah, aku tidak perlu berdusta. Sungguh telah berlalu 10
tahun lamanya, sementara aku kini berusia 68 tahun, aku tidak dapat merasakan
nikmatnya tidur, kecuali setelah badanku terasa lelah karena menangis dan
meratap, menyesali diriku dengan apa yang telah aku lakukan terhadap al-Quran.
Sekarang wahai Syaikh, aku tidak mampu menghafal al-Quran walaupun hanya satu
ayat saja dan yang lebih parahnya lagi aku tidak mampu membaca walaupun hanya
satu ayat. La Haula wa La Quwata Ilaa Billah."
[Agar Anak Mudah Menghafal al-Quran hal 166-167,
Hamdan Hamud Al-Hajiri. cet Darus Sunnah]
Siapa yang membenci al-Quran, maka Allah Subhanahu wa ta'ala tidak membutuhkan
nya?
“Ambilah ibarat (pelajaran dari kejadian itu) hai
orang-orang yang mempunyai pandangan”. (Al-Hasyr : 2)
Kisah Kedelapan: "Ku Robek Al-Quran, Al-Quran pun
Merobek Hidup ku."
Imam Al-Mawardi rahimahullah menceritakan didalam kitab nya Adab Ad-Din wa
Ad-Dunya bahwasanya Al-Walid bin Yazid bin Abdul Malik pada suatu hari bermain
- main dengan mushaf al-Quran sebelum ia keluar dari rumahnya, maka dia membuka
mushaf, terbukalah firman Allah Subahanhu wa ta'ala :
واستفتحوا وخاب كلّ جبّار عنيد
"Dan mereka memohon diberi kemenangan dan
binasalah semua orang yang berlaku sewenang - wenang lagi keras kepala."
[al-Quran surat Ibrahim ayat 15]
Kemudian ia merobek - robek mushaf al-Quran tersebut dan berkata : "Apakah
engkau mengancam setiap orang yang keras kepala lagi pembangkang?
Inilah aku orang yang keras kepala lagi pembangkang. Apabila engkau mendatangi
Rabbmu pada hari kiamat nanti, Katakanlah : "Wahai Rabbku, sesungguhnya
Walid telah merobek - robek ku."
Beberapa hari kemudian, Allah memberikan nya kematian dengan seburuk - buruk
kematian. Kepalanya disalib di istana nya sendiri diatas pagar tertinggi di
negerinya."
[Adab Ad-Din wa Ad-Dunya hal 307, Al-Marwadi. Lihat,
Agar Anak Mudah Menghafal al-Quran 172-173, Hamdan Hamud Al-Hajiri. cet Darus
Sunnah]
Kisah Kesembilan: Menangis karena Satu Ayat al-Quran
Pada suatu malam, Muhammad bin Al-Munkadir rahimahullah melaksanakan shalat
malam, kemudian beliau terus menerus menangis hingga membuat keluarganya merasa
khawatir terhadap nya.
Mereka pun bertanya kepadanya. "Apa yang menyebabkan mu menangis?"
Namun beliau terdiam dan terus menerus menangis. Kemudian keluarganya mengirim
utusan kepada Abu Hazim untuk memberi tahu keadaan nya. Oleh karena itu,
datanglah Abu Hazim dan mendapati beliau sedang menangis, lantas dia (Abu
Hazim) bertanya kepada nya (Muhammad bin Al-Munkadir) : "Wahai saudaraku,
apa yang menyebabkan mu menagis? Sungguh engkau telah membuat keluarga mu
khawatir?"
Maka dia (Muhamamd bin Al-Munkadir) menjawab : "Sesungguhnya aku telah
melewati sebuah ayat dari al-Qur'an."
Lalu Abu Hazim rahimahullah meneruskan pertanyaan nya "Ayat apakah
itu?" Muhammad bin Al-Munkadir menjawab : "Firman Allah Azza wa Jalla
:
ولو أنّ للّذين ظلموا مافي الأرض
جميعا ومثله معه , لافتدوابه من سوء العذاب يوم القيمة , وبدالم مّن الله مالم
يكونوا يحتسبون
"Dan sekiranya orang-orang yang zalim mempunyai
apa yang ada di bumi semuanya dan (ada pula) sebanyak itu besertanya, niscaya
mereka akan menebus dirinya dengan itu dari siksa yang buruk pada hari kiamat.
Dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah yang belum pernah mereka
perkirakan." [al-Quran surat az-Zumar ayat 47]
Maka Abu Hazim menangis juga dan tangisan mereka berdua semakin menjadi - jadi.
Sebagian keluarga Ibnu Al-Munkadir berkata kepada Abu Hazim : "Kami
membawa mu agar dapat menyelesaikan masalahnya, tetapi engkau justru malah
menambahnya (menanggis)." Kemudian dia menceritakan kepada mereka apa yang
sebenarnya menyebabkan mereka berdua menangis."
[100 Qishshah Min Qashsh Ash-Shalihin. Lihat, Agar
Anak Mudah Menghafal al-Quran hal 155-156, Hamdan Hamud AL-Hajiri. cet Darus
Sunnah]
Subhanallah...
Kapan air mata kita mengalir karena al-Quran? Karena makna didalamnya?
Kisah Kesepuluh: Pencinta Nyanyian dan Pencinta
al-Quran Ketika Wafat
Simak kisah berikut, dan ambillah pelajaran dari nya.
Salah seorang pekerja pemantau lalu lintas bercerita :
"Tiba - tiba kami mendengar suara tabrakan yang kuat, ternyata sebuah
mobil yang menabrak mobil yang lain nya. Ini merupakan sebuah kecelakaan yang
sulit untuk digambarkan, karena ada dua orang dalam keadaan sangat parah.
Kemudian kami mengeluarkan dan membaringkan mereka ditepi jalan. Lalu kami
berusaha mengeluarkan pemilik mobil yang satunya, tetapi kami menemukan nya
telah meninggal dunia.
Kemudian kami kembali kepada kedua orang tadi, dan ternyata kami menemukan mereka
dalam keadaan sekarat, maka dengan segera teman ku men-talqin-kan kepadanya
kalimat Syahadat. Tetapi lidah kedua orang tersebut justru malah melantunkan
nyanyian. Keadaan ini semakin membuat ku merinding, tetapi temanku berlaku
sebaliknya, ia terus men-talqin-kan kalimat syahadat kepada mereka berdua
karena ia mengetahui bagaimana seharusnya bersikap terhadap keadaan yang
demikian. Namun demikian, usaha teman ku itu sia-sia, mereka berdua terus
melantunkan nyanyian-nyanyian, dan semakin lama suara lantunan mereka semakin
melemah. Kemudian orang yang pertama diam lalu di ikuti dengan orang yang kedua
hingga akhirnya mereka pun menghembuskan nafas nya yang terakhir.
Lantas ia (taman ku) berkata : "Aku belum pernah menyaksikan kejadian yang
seperti ini dalam hidupku."
"Kemudian kami membawa mereka berdua dengan mobil. Teman ku berkata :
"Sesungguhnya manusia itu mengakhiri hidupnya dengan kebaikan atau
keburukan tergantung dengan keadaan lahir dan batin nya."
Maka aku pun takut dengan kematian, aku banyak mengambil pelajaran dari
kejadian tersebut dan melakukan shalat pada hari itu dengan khusyu'.
Berselang beberapa waktu, terjadi lagi sebuah kecelakaan yang sangat
mengherankan pula yang menimpa seseorang yang mengendarai mobil dengan
kecepatan yang biasa.
Pada waktu itu, mobilnya sedang dalam keadaan rusak karena terperosok pada
sebuah terowongan yang menuju kearah kota. Ia pun turun dari mobilnya untuk
memperbaiki kerusakan pada salah satu ban, kemudian secara tiba-tiba datang
sebuah mobil yang melaju dengan kencang, dan menabraknya dari belakang lalu ia
terjatuh dengan luka yang cukup parah. Kemudian kami membawanya dengan mobil
lalu menghubungi rumah sakit.
Ia adalah seorang pemuda yang masih berusia beliau. Seorang yang berpegang
teguh dengan agamanya yang dapat terlihat jelas dari penampilan nya dan ketika
kami membawanya kami mendengar bergumam, tetapi kami tidak bisa mengerti apa
yang sedang ia katakan. Namun ketika kami meletakkan nya didalam mobil dan
berjalan (menuju rumah sakit), maka barulah kami dapat mendengar nya dengan
jelas. Ternyata ia sedang melantunkan Al-Qur'an dengan suara lemah.
Subhanallah.
Dia terlihat melakukan hal tersebut ketika dalam keadaan kritis. Ia terus
melantunkan al-Quran dengan suara yang indah dan tiba-tiba ia terdiam. Kemudian
aku menoleh ke belakang dan ternyata dia sedang mengangkat jari telunjuknya
sambil bersyahadat kemudian kepalanya tertunduk. Aku pun meloncat ke belakang,
aku sentuh tangan nya, dadanya, nafasnya, tidak ada reaksi apa-apa, ternyata ia
telah meninggal dunia.
Aku pun menatapnya dan meneteskan air mataku. Lalu aku memberitahukan teman ku
bahwa ia telah meninggal dunia, maka teman ku pun menangis. Aku pun masih
menangis terisak dan suasana didalam mobil menjadi sangat mengharukan sekali,
hingga kami tiba dirumah sakit.
Kemudian kami memberitahukan kejadian nya kepada setiap orang yang kami temui.
Banyak diantara mereka yang terharu dan ikut meneteskan air mata. Diantara
mereka, ada yang setelah mendengar kisah pemuda tersebut, lalu pergi
menghampirinya lalu mencium kening pemuda tersebut. Semua nya bersikeras untuk
tetap duduk disana untuk menshalatkan nya. Salah seorang petugas menghubungi
rumah pemuda ini dan pada saat itu, orang yang menerima telepon adalah saudara
kandungnya.
Kemudian ia berkata tentang saudara nya itu : "Dia pergi setiap hari Senin
untuk mengunjungi neneknya yang tinggal sendirian didesa dan dia selalu mencari
para janda, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin (untuk bersedekah).
Orang-orang didesa tersebut sangat mengenalnya dan ia juga selalu membaca
buku-buku dan kaset-kaset, sedangkan mobilnya penuh dengan beras dan gula untuk
dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan hingga permen untuk anak-anak pun
tidak dia lupakan.
Dia selalu menjawab jika ditanya tentang jauhnya jarak perjalanan yang dia
tempuh "Sesungguhnya aku selalu mengambil manfaat dari jauhnya perjalanan
dengan menghafal al-Quran dan mengulangnya, dan juga dengan kaset-kaset yang
bermanfaat, sesungguhnya aku selalu memohon ganjaran pahala atas setiap langkah
yang aku ayunkan."
Salah seorang yang hadir disana berkata : "Dulu aku sering merasa bahwa
diriku selalu terombang ambing tanpa arah di dalam kehidupan ini. Aku selalu
dihempaskan oleh kebingungan dari segala arah karena waktu ku banyak yang
kosong dan pengetahuan ku yang sedikit dan aku pada waktu itu sangat jauh
sekali dari Allah.
Ketika kami menshalatkan pemuda tersebut, lalu kami menghadiri penguburan nya
dan setelah pemuda itu memulai menjalani hari pertamanya diakhirat, maka aku
seolah-olah mulai menjalani hari pertamaku didunia ini. Aku benar-benar telah
bertaubat kepada Allah Yang Maha Esa."
[Hikayat Min Suu' Al-Khatimah hal 37-38. Lihat, Agar Anak Mudah Menghafal
al-Quran hal 181-184. Hamdan Hamud Al-Hajiri. cet Darus Sunnah]
Alangkah indahnya akhir kehidupan para ahli Qur'an, para penghafal al-Quran.
Dan alangkah buruknya akhir kehidupan para ahli nyanyian.
Semoga Allah memasukkan kita kedalam golongan ahli al-Quran. Aamiin